Pengaruh Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik dan Media Gambar Terhadap Kinerja Guru Di SD Negeri 2 Dono Arum

Abstract

Sekolah sebagai institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan proses pendidikan, artinya sekolah bukan hanya sekedar dijadikan sebagai tempat berkumpul antara guru dan peserta didik, melainkan suatu sistem yang sangat kompleks dan dinamis. Di sisi lain sekolah merupakan suatu wadah untuk menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar belakang siswa yang terlibat didalamnya, baik dari segi budaya, sosial maupun ekonomi. Sekolah menjadi suatu organisasi yang dirancang untuk dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat luas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif, jenis penelitian ini adalah jenis penelitian yang melibatkan pengumpulan data statistik untuk melakukan perhitungan dan interpretasi yang dapat disajikan dalam bentuk grafik, diagram, tabel dan tes hipotesis. Penelitian kualitatif adalah penelitian sosial yang menggunakan informasi yang relevan dengan interpretasi hasil. Penelitian ini menggunakan 40 responden penelitian. Ada tiga variabel dalam penelitian ini yaitu 2 (dua) variabel bebas (X1 dan X2) dan 1 (satu) variabel terikat (Y) dimana kemampuan membaca permulaan (X1) dan media gambar (X2) sebagai variabel bebas, dan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat. Dari hasil pengolahan data telah berhasil ditemukan jawaban hipotesis yakni sebagai berikut; terdapat pengaruh kemampuan membaca permulaan (X1) terhadap kinerja guru (Y) dengan memberikan pengaruh sebesar 52 persen terhadap kinerja guru, sedangkan 48 persen lainnya disebabkan oleh fator lain yang tidak diteliti. Terdapat  pengaruh  antara media gambar (X2) terhadap kinerja guru (Y) dengan tingkat pengaruh sebesar 51,4 persen terhadap kinerja guru, sedangkan 49,6 persen lainnya disebabkan oleh factor lain. Terdapat pengaruh antara kemampuan membaca permulaan (X1) media gambar (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan tingkat pengaruh sebesar 57,8 persen terhadap kinerja guru, sedangkan 42,2 persen lainnya disebabkan oleh faktor lain.